Mengolah Penderitaan Menjadi Pencerahan

Jujur saya harus akui, kita semua menderita, orang miskin menderita, karena tidak tau besok makan atau tidak atau besok mau tidur dimana,...


Jujur saya harus akui, kita semua menderita, orang miskin menderita, karena tidak tau besok makan atau tidak atau besok mau tidur dimana, orang kaya juga menderita, menderitanya takut kehilangan, sahamnya turun, jadi baik kaya maupun miskin sama-sama menderita, anak kuliah juga menderita, takut nanti lulus tidak mendapat pekerjan, jadi dalam kadar yang berbeda kita semua menderita, maka semua orang menderita. Namun jika anda cerdas cermat, maka anda akan melihat penderitaan akan menjadi obat untuk pencerahan dalam hidup, ibarat penderitaan adalah akar racun dan ketika kita menghadapinya dengan cerdas kita dapat mengubahnya menjadi obat dengan kadar yang tepat.


Langkah pertama adalah langkah terpenting, biasanya kita akan gagal di langkah pertama, yaitu belajar bersahabat dengan penderitaan, karena mau dibenci mau dicaci, maka penderitaan jika putaran waktunya datang dia pasti datang, karena sifat penderitaan seperti maka langkah pertama adalah bersahabat dengan penderitaan. Maka dengan demikian seperti halnya sahabat yang akan memberikan kita motivasi dan dorongan maka begitu pula dengan penderitaan yang akan menjadi motivasi kita untuk tetap bangkit dan berkembang.

Kemudian menyaksikan, mengibaratkan kembali uang akhir bulan menipis ( awan hitam ), isteri marah-marah ( awan putih ), nilai ujian buruk ( awan hitam ) , gaji dinaikkan atasan ( awan putih ), dagangan laris ( awan putih ), dengan peristiwa-peristiwa tersebut kita hendaknya menjadi langit biru yang menyaksikan dan menyaksikan. Pada dasarnya semua peristiwa memiliki hukum yang sama yaitu datang dan pergi, penderitaan itu ketika awan hitam muncul dan kita menggenggamnya. Ada baik nya ketika menyaksikan semua dalam kedamaian ketenangan.

Untuk sementara dua langkah awal menghadapi penderitaan saya sampaikan semoga bermanfaat.

dikutip dari ceramah bapak Gde Prama.


You Might Also Like

0 komentar

My Motto

Learning with Passion